Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 25 Januari 2017

Tradisi Potong Jari - Papua

Tradisi Potong Jari - Papua


Tradisi yang terbilang ekstrim ini memang sudah banyak ditinggalkan oleh suku Dani. masyarakat pegunungan tengah Papua ini yang melambangkan kesedihan lantaran kehilangan salah satu anggota keluarganya yang meninggal tidak hanya dengan menangis saja. Melainkan ada tradisi yang diwajibkan saat ada anggota keluarga atau kerabat dekat seperti; suami,istri, ayah, ibu, anak dan adik yang meninggal dunia. Tradisi yang diwajibkan adalah tradisi potong jari. Jika kita melihat tradisi potong jari dalam kekinian pastilah tradisi ini tidak seharusnya dilakukan atau mungkin tradisi ini tergolong tradisi ekstrim. Akan tetapi bagi masyarakat pegunungan tengah Papua, tradisi ini adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Mereka beranggapan bahwa memotong jari adalah symbol dari sakit dan pedihnya seseorang yang kehilangan sebagian anggota keluarganya.

Bisa diartikan jari adalah symbol kerukunan, kebersatuan dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Walaupun dalam penamaan jari yang ada ditangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan keluarga yaitu Ibu jari. Akan tetapi jika dicermati perbadaan setiap bentuk dan panjang memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan kebersamaan untuk meringankan semua beban pekerjaan manusia. Satu sama lain saling melengkapi sebagai suatu harmonisasi hidup dan kehidupan. Jika salah satu hilang, maka hilanglah komponen kebersamaan dan berkuranglah kekuatan.
Dalam prosesnya, tradisi potong jari ini dilakukan dengan menggunakan benda tajam baik pisau, parang atau pun kapak. Mereka akan mengikat jari yang akan dipotong dengan tali hingga aliran darah terhenti, nah pada saat aliran darah sudah terhenti barulah dilakukan pemotongan. namun Beberapa sumber ada yang mengatakan Tradisi potong jari ini sudah hampir ditinggalkan. tidak banyak lagi orang yang melakukannya  karena adanya pengaruh perkembangan zaman dan agama yang mulai berkembang di sekitar daerah pegunungan tengah Papua. tapi bekas dari tradisi itu masih terlihat sampai sekarang dengan banyaknya ibu-ibu atau nenek-nenek di Papua tidak memiliki jari yang utuh karena sudah terpotong.

Tidak ada komentar: