Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 25 Januari 2017

Rumah Limas - Sumatera Selatan



Rumah Limas - Sumatera Selatan




Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, jelaslah bahwa rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dengan filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas,sedikitnya ada 3 tingkatan di bagian depan rumah yang biasa digunakan untuk menggelar acara adat. Semakin tinggi tingkat lantai, maka tamu yang duduk pada lantai itu kedudukannya di dalam tata adat dan pemerintahan juga semakin tinggi.

 Apabila Anda bertamu ke salah satu Rumah Limas di wilayah Sriwijaya ini, Anda akan diterima di teras atau lantai dua saja. Rumah Limas sangat luas dan seringkali digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan atau acara adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi. Bahan material dalam membuat dinding, lantai, serta pintu menggunakan kayu tembesu. Sementara untuk tiang rumah, pada umumnya menggunakan kayu unglen yang tahan air. Berbeda dengan rangka rumah yang terbuat dari kayu Seru. Kayu ini cukup langka. Kayu ini sengaja tidak digunakan untuk bagian bawah Rumah Limas, sebab kayu Seru dalam kebudayaannya dilarang untuk diinjak atau dilangkahi. Nilai-nilai budaya Palembang juga dapat Anda rasakan dari ornamen ukiran pada pintu dan dindingnya. Selain berbentuk limas, rumah tradisional Sumatera Selatan ini juga tampak seperti rumah panggung dengan tiang-tiangnya yang dipancang hingga ke dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis lingkungannya yang berada di daerah perairan.

Selain menjadi ikon budaya, di masa silam rumah adat Limas Sumatera Selatan juga berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat Suku Palembang. Untuk menunjang fungsi tersebut, rumah Limas dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan peruntukannya. 
Rumah limas dibangun dengan menghadap timur dan barat. Aturan ini berlaku karena suku Palembang menganut falsafat “Matoari eedoop dan matoari mati” yang artinya matahari terbit dan matahari terbenam. Falsafah ini memiliki nilai filosofis bahwa orang Palembang harus secara proporsional mengingat bahwa kehidupan di dunia hanya sementara.\


Di sisi lain, hiasan atau ukiran yang ada di dalam Rumah Limas pun memiliki simbol-simbol tertentu. Jika Anda melihat dengan seksama ke dalamnya, akan terlihat ornamen simbar atau tanduk pada bagian atas atap. Simbar dengan hiasan Melati melambangkan mahkota yang bermakna kerukunan dan keagungan rumah adat ini. Tanduk yang menghiasi atap juga bermakna tertentu sesuai dengan jumlahnya.
Saat ini pembangunan Rumah Limas Sumatera Selatan sudah jarang dilakukan. Luas wilayahnya memakan biaya yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan membangun rumah tempat tinggal biasa. Namun jangan khawatir, Anda dapat berkunjung ke Rumah Limas milik keluarga Bayuki Wahab di Jl. Mayor Ruslan dan Hasyim Ning di Jl. Pulo, 24 Ilir, Palembang. Di sini, Anda akan merasakan seperti berada di masa lalu dengan nuansa rumah adat yang sangat kental pengaruh budayanya.


Sumber:

 http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-sumatera-selatan-rumah-limas.html
http://www.gosumatra.com/rumah-limas-sumatera-selatan/

Tidak ada komentar: