Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 31 Januari 2017

Rumah Tradisional Bubungan Tinggi

Written by  

Rumah Tradisional Bubungan Tinggi

Rumah Adat Banjar awalnya bernama Rumah Bubungan Tinggi, dinamakan demikian karena bagian atapnya berbentuk atap pelana demikian tingginya dan lancip ke atas dengan membentuk sudut sekitar 45 º. Rumah adat Banjar pada mulanya hanyalah dibangun dengan kontruksi yang berbentuk segi empat yang memanjang ke depan. Perkembangan selanjutnya, pada samping kiri dan kanan bangunan agak ke belakang disumbi ditambah dengan sebuah ruangan yang panjang dan lebarnya berukuran sama. Bangunan tambahan yang menenpel  di samping kiri dan kanan dalam istikah Banjar dimanakan Pisang Sasikat “pisang sesisir” dan menganjur keluar. Bangunan tambahan di kiri kanan ini disebut dengan ‘’anjung’’ . Oleh karena itu, rumah adat banjar juga disebut dengan rumah Baanjung.
Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi dan Rumah Adat Banjar Gajah Baliku adalah rumah Baanjung yang terletak dalam satu area. Lokasi bangunan berada di sisi sebelah barat Sungai Martapura. Secara administratif bangunan ini berlokasi di jalan Martapura Lama, Desa Teluk Selong Ulu, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
Suku dayak lebih banyak dipengaruhi kepercayaan Kaharingan sehingga suku dayak percaya bahwa alam semesta dibagi menjadi dua bagian yang terdiri atas alam bawah dan alam atas, hal ini pun mempengaruhi juga trehdap bentuk pemisahan jenis dan bentuk rumah Adat Banjar sesuai dengan filsafat dan religi. Pengaruh tersebut melahirkan pemikiran terhadap keadaan di mana meresa seakan-akan tinggal di tengah-tegnah antara atas dan bawah, sementara itu dari dunia atas dan bawah dilambangkan dengan Mahalata dan Jata atau Suami dan Istri. Sedangkan rumah bubungan tinggi melambangkan berpadunya dunia atas dan bawah Dwitunggal Semesta.
Kepercayaan orang Banjar masih tinggi terhdap hal-hal yang besifat gaib, beigitupun dengan rumah yang mereka huni bahwa rumah dianggap sebagai tempat bersemayam makhluk gaib oleh para dewata seperti rumah Balai suku Dayak Bukit yang berfungsi sebagai rumah ritual. Pada masa Kerajaan Dipa, sosok nenek moyang diwujudkan dalam bentuk patung pria dan wanita disembah dan ditempatkan dalam istana. Pemujaan arwah nenek moyang yang berwujud pemujaan Maharaja Suryanata dan Putri Junjung Buih merupakan symbol perkawinan (persatuan) alam atas dan alam bawah Kosmogini Kaharingan-Hindu. Suryanata sebagai manifestasi dewa Matahari (Surya) dari unsur kepercayaan Kaharingan-Hindu, matahari yang menjadi orientasi karena terbit dari timur selalu dinantikannya sebagai sumber kehidupan, sedangkan Putri Janjung Buih berupa Lambang air sekaligus lambang kesuburan tanah sebagai Dewi Sri di Jawa.

Mengepel Dengan Kotoran Sapi - Dusun Sade Lombok

Written by  

Mengepel  Dengan Kotoran Sapi - Dusun Sade Lombok 

 

        Dusun Sade - Lombok sebagaimana lazimnya dusun-dusun di tanah air Indonesia mempunyai keunikan tradisi tersendiri yang sudah turun temurun diwariskan oleh pendahulunya. Di dusun Sade, Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, ada tradisi unik yang masih dilanggengkan hingga kini. Meski terdengar jorok, tradisi mengepel lantai dan dinding rumah dengan menggunakan kotoran sapi atau kerbau nyatanya tetap dilakukan oleh masyarakat suku sasak.

Bagi suku sasak mengepel lantai rumah menggunakan kotoran sapi dan kerbau dapat membuat lantai rumah menjadi lebih kesat, mengkilap dan dapat mengusir nyamuk serta lalat dari rumah. Selain itu mengepel lantai rumah menggunakan kotoran sapi ini mampu membuat lantai rumah menjadi lebih dingin di kala musim panas dan menjadi lebih hangat di kala musim hujan. 

Proses pengepelan lantai rumah menggunakan kotoran sapi dan kerbau di mulai dengan cara mengambil kotoran sapi dan kerbau yang benar-benar baru keluar dari anus kerbau. Pemilihan kotoran yang baru keluar di karenakan kotoran yang baru keluar tersebut belum kering dan masih hangat karena baru di keluar dari pabriknya. Kotoran sapi diambil lalu di masukan kedalam ember dan di campur dengan air secukupnya. Setelah kotoran dan air bercampur, barulah proses pengepelan di lakukan dengan cara melumuri lantai dengan kotoran sapi. Kegiatan mengepel biasa dilakukan oleh kaum ibu-ibu suku sasak, lombok, NTB.


         Biasanya tradisi membersihkan rumah dengan limbah sapi atau kerbau ini dilakukan sebulan sekali oleh kaum perempuan suku sasak yang telah berkeluarga. Maka tak heran jika anda punya kesempatan berkunjung ke Dusun Sade ini anda akan disuguhi dengan deretan rumah yang membujur rapi dan mengkilat. Eksotik. Terlebih jika anda berkesempatan untuk sekedar bertamu ke dalam rumah, kaki kita akan disambut oleh dinginnya lantai yang begitu kesat (tidak lembab) ketika diinjak dan begitu mengkilap.

Tidak hanya untuk membersihkan lantai dan dinding rumah, suku Sasak pun memanfaatkan kotoran hewan ini sebagai bahan untuk campuran membuat lantai yang konon fungsinya hampur sama dengan semen yakni sebagai bahan perekat agar rumah menjadi leboh kokoh dan tidak mudah retak. 

sumber:
http://www.sayangi.com/gayahidup1/travel/read/11659/tradisi-suku-sasak-lantai-kinclong-dengan-kotoran-sapi
http://www.pojokinfounik.com/2015/07/membersihkan-lantai-menggunakan-kotoran.html
http://arsipbudayanusantara.blogspot.co.id/2013/07/cara-unik-suku-sasak-membersihkan-rumah.html

Kue Bugis Ketan

Written by  
Kue Bugis Ketan

Makanan yang terbuat dari tepung ketan ini sangat enak rasanya, teksturnya yang sedikit liat dan ada sedikit perlawanan saat mengunyahnya. Dan semburat manis gurih dari isian kelapanya menambah nikmat kue yang satu ini. Apalagi kalau ditemani secangkir kopi atau teh hangat

Kue bugis adalah salah satu jenis kue basah tradisional khas Sulawesi. Kue ini berbahan dasar parutan kelapa yang dipadukan dengan gula jawa dan bahan khas lainnya yang memberikan rasa lembut, enak, lezat dan manis ketika di gigit dan di makan. Di Jawa, makanan yang mirip dengan kue bugis adalah kue mendut.

Kue ini memiliki banyak nama. Contohnya saja jika di Jawa kue ini biasa disebut dengan kue mendut. Bahan utama yang digunakan tetap sama, hanya saja tepung ketan putih ini diberi air daun suji atau pandan sehingga adonan berwarna hijau dan wangi baunya. Tak lupa diberi isian enten alias kelapa muda parut yang dimasak dengan gula merah.

Bahan utama:
  • 200 gr tepung beras ketan
  • 1/2 sendok teh garam halus
  • Gula tepung 2 sendok makan
  • Minyak goreng 1 sendok makan
  • Pewarna makanan hijau pandan secukupnya
  • 150 ml santan kental
Bahan isi :
  • Kelapa parut 100 gr
  • 1/4 sendok teh garam
  • 50 ml air
  • 60 gr gula merah
  • 2 sendok makan gula pasir
Cara Membuatnya,
  1. Siapkan satu wadah untuk membuat adonan kue bugis.
  2. Masukkan semua bahan kedalam wadah yang sudah disiapkan kecuali minyak dan santan.
  3. Aduk semua bahan yang dicampur hingga merata.
  4. Tuang santan sedikit demi sedikit kedalam campuran tepung sambil diuleni dengan tangan hingga adonan kalis.
  5. Tambahkan minyak goreng lalu aduk lagi hingga merata, sisihkan sejenak dulu.
  6. Campurkan semua bahan isi lalu masak diatas api sedng sampai gula larut dan matang mengental.
  7. Ambil adonan secukupnya lalu dipipihkan dan beri bahan isi secukupnya kemudian tutup rapat.
  8. Bungkus dengan daun pisang lalu dikukus sampai matang, angkat dan sajikan
SELAMAT MENCOBA..😊😊

Credits: http://www.satujam.com/jajanan-pasar/
http://food.detik.com/read/2008/10/13/153247/1019348/482/kue-bugis-gurih-nan-legit

CONGKLAK - PULAU JAWA

Written by  

CONGKLAK - PULAU JAWA

Permainan congklak merupakan permainan yang sudah lama berkembang di Asia khususnya di daerah Melayu. Namun, di daerah jawa nama congklak lebih sering disebut dengan dhakon. Lain halnya dengan daerah lampung, congklak biasa disebut dengan dentuman lamban.
Permainan tempo dulu ini manfaatnya lebih positif jika dibandingkan dengan permaian anak-anak saat ini. Permainan congklak selain mudah dalam pemakaiannya, harganya juga murah dan terjangkau.
Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil.
Bermain congklak juga dapat mengasah dan meningkatkan fisik dan konsentrasi anak. Dalam permainan congklak hanya dibutuhkan ketelitian, kerja sama, kejujuran, kecepatan dan belajar berhitung. Tanpa disadari ketangkasan anak dalam bermain congklak akan meningkatkan kecerdasan anak.
Jika kita lihat dengan permainan anak di zaman sekarang terlihat lebih banyak hal negatifnya. Adanya televisi, playstation ditambah lagi dengan game online. Hal yang seperti ini membuat permainan tradisional semakin terlupakan dengan perubahan zaman.

Sejarah Congklak

Permainan congklak merupakan asal adat jawa. Menurut sejarah congklak dibawa pertama kali oleh warga Arab yang sedang berhijrah ke Asia untuk berdagang dan berdakwah.
CARA BERMAIN :
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya berlawanan arah jarum jam. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

Jenis Congklak

Congklak terdiri dari dua jenis:
  • Congklak Terbuat Dari Kayu
Image result for permainan tradisional congklak


congklak terbuat dari kayu (dhakon) merupakan jenis congklak yang pertama kali ada. Semua alat yang digunakan congklak kayu ini juga masih kuno yaitu berupa biji-bijian untuk daerah perkebunan. Sedangkan untuk daerah bebatuan biasanya menggunakan batu-batuan.
  • Congklak Terbuat Dari Plastik

permainan congklak plastik

Semakin berkembangnya zaman, bertambah banyak pula macam mesin yang sudah tercipta. Dengan adanya mesin, saat ini sudah tercipta pula congklak plastik. Alat yang digunakan congklak plastik juga semakin canggih yaitu menggunakan cangkang kerang.
Masing-masing congklak mempunyai lubang yang sama, namun berukuran berbeda. Congklak kayu lebih terlihat kualitasnya dibandingkan dengan congklak plastik. Jika dibandingkan lebih dalam bermain dengan congklak kayu lebih asik dibandingkan dengan plastik.
sumber :

Rumah Adat Tongkonan Sulawesi Selatan

Written by  


Rumah Adat Tongkonan Sulawesi Selatan



        Rumah adat Tongkonan adalah rumah adat Sulawesi Selatan yang mempunyai bentuk unik menyerupai wujud perahu dari kerajaan Cina pada jaman dahulu. Rumah adat tongkonan juga kerap kali disebut-sebut mirip dengan rumah gadang dari daerah Sumatera Barat. Tongkonan berasal dari kata “tongkon” yang berarti duduk. Rumah tongkonan sendiri difungsikan sebagai pusat pemerintahan (to ma’ parenta), kekuasaan, dan strata sosial pada elemen masyarakat toraja. Rumah adat Tongkonan tidak bisa dimiliki secara pribadi/perorangan karena rumah ini adalah warisan nenek moyang dari setiap anggota keluarga atau keturunan mereka.
        Fungsi Rumah Tongkonan bukan hanya sebagai rumah adat. Dalam budaya mereka, masyarakat toraja menganggap rumah tongkonan sebagai ibu, sedangkan alang sura (lumbung padi) adalah bapaknya. Deretan tongkonan dan alang pun saling berhadapan karena dianggap sebagai pasangan suami istri. Alang menghadap ke selatan, sedangkan tongkonan menghadap ke utara. 

Ciri Khas Rumah Adat Tongkonan:


  1. Lapisan dan Bentuk Rumah tongkonan memiliki 3 lapisan berbentuk segi empat yang bermakna empat peristiwa hidup pada manusia yaitu, kelahiran, kehidupan, pemujaan dan kematian. Segi empat ini juga merupakan simbol dari empat penjuru mata angin. Setiap rumah tongkonan harus menghadap ke utara untuk melambangkan awal kehidupan, sedangkan pada bagian belakang yaitu selatan melambangkan akhir dari kehidupan. 
  2. Struktur Bangunan Rumah Adat Tongkonan Struktur bangunan mengikuti struktur makro-kosmos yang memiliki tiga lapisan banua(rumah) yakni bagian atas (rattiangbanua), bagian tengah (kale banua) dan bawah (sulluk banua). Bagian atas (rattiangbanua) digunakan sebagai tempat menyimpan benda-benda pusaka yang mempunyai nilai sakral dan benda-benda yang dianggap berharga. Pada bagian atap rumah terbuat dari susunan bambu-bambu pilihan  yang telah dibentuk sedemikian rupa kemudian disusun dan diikat oleh rotan dan ijuk. Atap bambu ini dapat bertahan hingga ratusan tahun. Bagian tengah (kale banua) rumah tongkonan memiliki 3 bagian dengan fungsi yang berbeda. Pertama, Tengalok di bagian utara difungsikan sebagai ruang untuk anak-anak tidur dan ruang tamu. Namun terkadang, ruangan ini digunakan untuk menaruh sesaji. Kedua, Sali dibagian tengah. Ruangan ini biasa difungsikan sebagai tempat pertemuan keluarga, ruang makan, dapur dan tempat disemayamkannya orang mati. Dan ruangan terakhir adalah ruang sambung yang banyak digunakan oleh kepala keluarga . Bagian bawah (sulluk banua) digunakan sebagai tempat hewan peliharaan dan tempat menaruh alat-alat pertanian. Fondasinya terbuat dari batu pilihan yang dipahat berbentuk persegi. 
  3. Ukiran Dinding Ukiran berwarna pada dinding rumah tongkonan terbuat dari tanah liat. Ukiran-ukiran tersebut selalu menggunakan 4 warna dasar yaitu hitam, merah, kuning dan putih. Bagi masyarakat toraja, 4 warna itu memiliki arti dan makna tersendiri. Warna kuning melambangkan anugrah dan kekuasaan Tuhan (Puang Matua), warna hitam melambangkan kematian/duka, warna putih melambangkan tulang yang berarti kesucian dan warna merah melambangkan kehidupan manusia. 
  4. Tanduk Kerbau Rumah adat Tongkonan umumnya dilengkapi dengan hiasan tanduk kerbau. Hiasan ini tersusun menjulang pada tiang bagian depan. Hiasan tanduk kerbau tersebut secara filosofi adalah perlambang kemewahan dan strata sosial. Semakin banyak tanduk yang tersusun pada rumah ada tongkonan, maka semakin tinggi strata sosial kelompok adat yang memilikinya

         
         Apa yang menarik dari Tongkonan? Banyak. Rumah adat yang satu ini memiliki bentuk yang unik, tata letak yang apik, serta ukiran di sekujur bagian rumah yang menarik. Secara umum, Tongkonan ini dikategorikan sebagai rumah panggung yang terbuat dari kayu. Bukan kayu sembarangan tentunya. Jenis kayu yang digunakan untuk membuat Tongkonan kabarnya memiliki kualitas juara dan hanya ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan saja. Maka itu, jangan heran jika tanpa pernis dan plitur, kayu rumah Tongkonan tetap awet hingga ratusan tahun. 

Tongkonan juga dibagi ke dalam beberapa bagian, antara lain: 
  1. Sulluk banua atau bagian kolong rumah.
  2. Kale Banua atau bagian badan rumah mencakup seluruh ruangan yang ada di dalamnya.
  3. Ratiang Banua, yakni bagian atap rumah.
Rumah adat Toraja, Tongkonan dibagi ke dalam 4 jenis. Pembagian ini didasarkan pada fungsi Tongkonan itu sendiri, yakni: 
  1. Tongkonan Layuk, merupakan rumah dimana peraturan serta penyebarannya disusun.
  2. Tongkonan Pakamberan/Pakaindoran, merupakan rumah adat Toraja tempat dimana atura-aturan yang telah dibuat dilaksanakan. Umumnya, dalam suatu region, ada banyak Tongkonan Pakamberan yang keberadaannya di bawah Tongkonan Layuk.
  3. Tongkonan Batu A’riri, merupakan rumah dimana pertalian keluarga dijalin. Jadi di rumah ini tak ada aktifitas adat.
  4. Barung-barung, yakni tongkonan yang didiami oleh keluarga bangsawan atau semacam rumah pribadi. Jenis tongkonan ini diwariskan dari keluarga yang satu hingga generasi pelanjut berikutnya.
Rumah Adat Toraja ini memang dahulu dihuni oleh bangsawan saja. Namun saat ini, bukan hal yang mustahil menjumpai rumah Tongkonan ini dimiliki dan dihuni masyarakat biasa. Mereka yang jatuh cinta pada keunikan Toraja. 

sumber :
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/12/rumah-adat-tongkonan-tana-toraja.html
http://kebudayaan1.blogspot.co.id/2013/10/rumah-adat-toraja-tongkonan.html

Minggu, 29 Januari 2017

Kepulauan Bangka Belitung

Written by  
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


  Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (disingkat Babel) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Setelah dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan provinsi.
Selat Bangka memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka, sedangkan Selat Gaspar memisahkan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Di bagian utara provinsi ini terdapat Laut Cina Selatan, bagian selatan adalah Laut Jawa dan Pulau Kalimantan di bagian timur yang dipisahkan dari Pulau Belitung oleh Selat Karimata.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera Selatan, namun menjadi provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada tahun 2000. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 23 Januari 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka TengahBangka Selatan dan Belitung Timur. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatera Selatan.
Kepulauan Bangka Belitung ketika masih bergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas tida daerah, yakni kabupaten Bangka, kabupaten Belitung, dan Kota Pangkal-pinang. Kemudian beberapa daerah dimekarkan lagi sehingga terbentuklah 4 kabupaten baru, yakni Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Barat, dan Kebupaten Belitung Timur. Empat kabupaten dan satu kota berada di gugusan kepulauan Bangka dan dua kabupaten berada di gugusan kepulauan Belitung.


Beberapa referensi bahkan menulis bahwa asal usul-usul kata Bangka untuk Pulau Bangka berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu vanca yang berarti timah. Hal ini diperkuat oleh bukti adanya kata vanca dalam tulisan Prasasti Kota Kapur yang ditemukan di Kota Kapur Kabupaten Bangka. Temuan ini memperkuat tesis bahwa Kepulauan Bangka Belitung sejak dulu memang menjadi daerah yang dikenal karena timahnya(Sujitno, 2007:27; Susilo & Maemunah, 2009:10).
Kepulauan Bangka Belitung secara historis adalah daerah yang menjadi incaran banyak pihak karena letaknya yang strategis. Kerajaan Sriwijaya tercatat perna menguasai daerah ini. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti di Kota Kapur Kabupaten Bangka oleh J.K van der Meulen pada bulan Desember 1892. Daerah ini dikuasai oleh Sriwijaya dalam rangka menguasai jalur pelayaran  dan jalur lalu lintas perdagangan. Sementara itu kerajaan Majapahit juga perna berkuasa di daerah ini dari tahun 1293 hingga 1520. Nama pulau ini disebutkan dalam serat negara Kartagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Meskipun sudah sudah terkenal lama sebagai daerah yang strategis secara geografis, namun timah belum dikenal pada masa ini sampai kemudian Belanda dating untuk pertama kalinya dengan misi dagangnya seiring usaha mereka melebarkan sayap pencarian timah dari Malaka dan sekitarnya (Sujitno, 2007:29-31).
Mata pencarian penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertumpu pada tiga sektor utara yakni perkebunan, pertambangan, dan kelautan. Komuditas timah adalah sumber mata pencarian di bidang pertambangan, lada, karet, dan sawit adalah komoditas ungulan di bidang perkebunan, sementara di bidang kelautan bertumpu pada sector penangkapan ikan dan olahan hasil laut.

sumber : 
http://psikologifebransartaji.blogspot.co.id/2015/04/profil-provinsi-kepulauan-                          bangka.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Bangka_Belitung
http://www.initempatwisata.com/wisata-indonesia/bangka-belitung/inilah-11-tempat-              wisata-di-bangka-belitung-paling-memikat/2647/
http://bangkatour.com/bangka-belitung-tour/

TARI TOPENG

Written by  
TARI TOPENG

Tari topeng adalah salah satu tarian tradisional yang ada di Cirebon. Tari ini dinamakan tari topeng karena ketika beraksi sang penari memakai topeng. Konon pada awalnya, Tari Topeng diciptakan oleh sultan Cirebon yang cukup terkenal, yaitu Sunan Gunung Jati. Ketika Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari Karawang. Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang Curug Sewu. Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung Jati tidak bisa menandinginya walaupun telah dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon memutuskan untuk melawan kesaktian Pangeran Welang itu dengan cara diplomasi kesenian.

Berawal dari keputusan itulah kemudian terbentuk kelompok tari, dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya Pangeran Welang jatuh cinta pada penari itu, dan menyerahkan pedang Curug Sewu itu sebagai pertanda cintanya. Bersamaan dengan penyerahan pedang itulah, akhirnya Pangeran Welang kehilangan kesaktiannya dan kemudian menyerah pada Sunan Gunung Jati.

Sebagai hasil kebudayaan, Tari Topeng mempunyai nilai hiburan yang mengandung pesan-pesan terselubung, karena unsur-unsur yang terkandung didalamnya mempunyai arti simbolik yang bila diterjemahkan sangat menyentuh berbagai aspek kehidupan, sehingga juga mempunyai nilai pendidikan. Variasinya dapat meliputi aspek kehidupan manusia seperti kepribadian, kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak dilahirkan hingga menginjak dewasa.

Sumber lain menyebutkan bahwa terdapat cerita mistis terkait dengan jenis kesenian tradisional Cirebon ini. Bahkan ada pula yang menyatakan bahwa topeng yang dikenakan oleh penari topeng pada masa lalu memiliki daya magis semacam roh atau jin penunggu yang bisa merasuki penari sewaktu mempertunjukkan kebolehannya. Mengenai kebenaran dari argumen tersebut tentu perlu kita telaah lebih dalam lagi apakah memang demikian adanya atau sekedar mitos dan cerita legenda semata.



Resep Pempek Palembang

Written by  
Resep Pempek Palembang 



Pempek sudah melekat dengan Kota Palembang dan tak dapat dipisahkan. Anda belum resmi mengunjungi kota Palembang kalau belum mencicipi pempek dari tanah Bumi Sriwijaya. Kudapan yang terbuat dari ikan dan tepung tapioka ini di jual oleh restoran besar sampai pedagang keliling dengan harga tentu berbeda-beda, sampai online pun ada, yang terkenal enak lezat katanya pempek candy, hasil sempurna adonan empek empek dan kuah cuka / cuko tentu menjadi penentu masakan wong kito ini, ya benar saus pencelup pempek bernama Cuko inilah yang membuat pempek menjadi spesial dan berbeda dari hasil olahan ikan lainnya.Cuko atau saus pempek terbuat dari cabe rawit, udang kering ebi, & bawang putih yang dihaluskan. Semua bahan saus cuko direbus bersamaan dengan air, gula merah juga asam jawa, begitulah di resep pempek palembang juna. lalu Cuko didihkan dengan api kecil hingga rasa langu atau pedas menyengat cabe rawit hilang atau berkurang. Cuko memiliki rasa yang campur aduk; pedas dari cabe, manis legit dari gula jawa, asam dari buah tamarind (asam jawa), asin dan gurih dari ebi serta garlicky dari bawang putih, semua menyatu menjadi saus cuko yang memiliki rasa memikat. ada beberapa model empek empek khas palembang ; kapal selam, adaan, keriting, bahkan ada yang tanpa ikan yaitu pempek dos. apakah untuk mengolah hidangan ini sama saja?, kalau bahan dasarnya mungkin iya, tapi untuk bentuk pastinya berbeda, mari kita lihat 5 langkah mudah resep kita ini.
Bahan biang empek empek Palembang :

  • 50 gram tepung terigu
  • 2 sendok makan garam
  • 3 sendok makan minyak goreng
  • 2 siung bawang putih, haluskan
  • 1 sendok teh gula pasir
  • 1/2 sendok teh penyedap rasa, (kalau suka)
  • 400 ml air

Bahan Pencampur resep pempek palembang :

  • 1 kg daging ikan tenggiri / gabus giling taruh di freezer.
  • 1 kg tepung sagu / ditukar tepung kanji / tapioka kwalitas bagus

Cara membuat biang  :

  1. ~ Campurkan tepung terigu, garam, air, gulag pasir, bawang putih serta bumbu penyedap.
  2. ~ Masak diatas api kecil sembari diaduk hingga kental. Angkat serta imbuhkan minyak goreng.
  3. ~ Aduk, lantas biarlah dingin. Taruh dalam almari pendingin (janganlah di freezer)
Cara membuat adonan dasar Pempek Palembang

~ Mengeluarkan daging ikan yang telah beku, biarlah mencair, Mengeluarkan adonan biang dari kulkas.
~ Campur 2 sisi daging ikan tenggiri dengan 1 sisi adonan biang, Tambahkan tepung kanji seperlunya sedikit sedikit.
~ Aduk dengan ujung jari sampai tercampur rata.
~ Pakai plastik beroles minyak goreng untuk membuat adonan
~ Apabila kombinasi terlampau keras, tambah lagi sedikit adonan biang supaya lentur.

Adonan dasar Resep Pempek dari Palembang telah siap digunakan sesuai keperluan.

Cara memasak / membuat Pempek Palembang :

Ada cara-cara memasak pempek (bergantung type pempek yg di buat)

Direbus :
Didihkan sepanci air dengan 2 sendok makan minyak goreng (untuk menghindar pempek lengket)
Masukanlah adonan pempek yg telah dibuat.  Biarlah hingga mengapung, angkat serta tiriskan. dinginkan, sajikan

Diolah sedemikian rupa pasti hasilnya akan enak gurih, mau dibikin kapal selam, lenjer, adaan atau pempek pistel bisa saja, ikuti saja cara mengolah / memasak masing-masing model tersebut, walaupun juna belum sempat buat panduannya.. Resep Pempek Palembang Asli Hanya 5 Langkah telah selesai.

sumber :

poto by 

DANAU KACO - JAMBI

Written by  
DANAU KACO

Danau kaco yang berada di Jambi. Kata “kaco” berarti kaca. Karena, air Danau Kaco berwarna biru bening yang bisa memantulkan cahaya bagaikan kaca, sehingga masyarakat sekitar banyak yang menyebutnya Danau Kaca. Tapi, pemandangannya kontras dengan pemandangan sekelilingnya, yang serba hijau dan coklat. Danau ini juga dipadati oleh ribuan ikan semah Kerinci yang berenang bebas.
Keindahan Danau Kaco seakan terselubung dan tersembunyi di balik lebatnya hutan. Sebagai gambaran awal sebelum anda benar-benar berkunjung, Danau Kaco memiliki air yang teramat bening dengan bias warna biru yang terlihat dari atas. Warna indah tersebut sangat kontras dengan keadaan sekitar yang penuh dengan pepohonan berwarna hijau alami. Beningnya air danau akan membuat anda dapat dengan leluasa melihat ikan yang berenang di dalam air dengan bebasnya, dengan jumlah sangat banyak dan terlihat dengan sangat jelas. Meskipun demikian hingga kini kedalaman danau ini masih belum dapat diketahui. Upaya penelitian masih belum diteruskan sebab menurut penelitian terakhir dasar danau masih belum bisa tersentuh dan terlihat meskipun pada saat itu oksigen dalam tabung yang digunakan oleh penyelam sudah habis.
Padahal danaunya nggak terlalu luas, yaitu hanya 30×30 meter aja. Danau seluas 90 meter persegi ini memliki kedalaman yang belum diketahui berada pada ketinggian 1.289 mdpl. Danau Kaco juga nampak bercahaya di saat gelap, terutama jika saat bulan purnama muncul. Belum ada yang bisa meneliti mengapa danau itu bercahaya ketika gelap.
Buat kamu yang ingin berkunjung ke sana, kamu butuh tekad yang kuat, nih. Karena, belum tersedia jalan mulus untuk menuju ke sana. Jika kamu berangkat dari kota Jambi, kamu harus menempuh 10 jam perjalanan. Buat kamu yang ingin berwisata ke Danau Kaco, kamu bisa transit ke Jambi dulu dengan menggunakan pesawat terbang.
Menurut cerita rakyat setempat, Cahaya yang di keluarkan dari dasar danau merupakan cahaya intan yang tersimpan di dasar danau. Intan tersebut disimpan oleh Raja Gagak yang berkuasa pada saat itu. Menurut sesepuh desa, Intan yang disimpan Raja Gagak di dasar danau adalah intan titipan yang merupakan ikatan janji pangeran-pangeran yang ingin melamar putri Raja Gagak yang bernama Putri Napal Melintang. 

Semua lamaran anak raja yang di Kerinci diterima oleh Raja Gagak, hingga akhirnya Ia kebingungan untuk menerima pangeran-pangeran yang menjadi pilihannya. Putri Napal Melintang sendiri terkenal memiliki raut wajah yang cantik  sehingga ia sangat disukai oleh para pangeran pada zamannya. Saking bingungnya kemudian Raja Gagak membawa lari putri dan intannya yang dititipkan oleh pangeran sebagai tanda jadi. 

Konon menurut ceritanya intan tersebut di simpan di dasar Danau Kaco dan hingga saat ini masyarakat setempat masih mempercayai bahwa intan tersebut tersimpan di dasar danau.

Sumber Dari : http://reyginawisataindonesia.blogspot.com/2016/09/danau-kaco-jambi-dapat-bersinar-di-malam-hari.html#ixzz4XD11X200
http://ketahui.com/menemukan-keindahan-tersembunyi-danau-kaco-yang-sebening-kaca-di-belantara-jambi

Egrang (Jajangkungan)

Written by  


 Egrang (Jajangkungan)


   Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun diberbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga sudahmulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, tetapi saat permainan inimulai di kombinasikan dengan berbagai hal sehingga dapat berdampingan dengandunia yang di katakan modern ini. Yang akan di ulas kali ini permainan egrangyang ada di Jawa Barat khususnya didaerah tempat tinggal saya yaitu di Kampung Munjul, Desa Mangkurakyat,Kecamatan Cilawu, KabupatenGarut yang di kenal dengan nama egrang (jajangkungan).

      Permainan Egrang cukup terkenal di daerah tempat tinggalsaya. Permainan ini sering dilakukan oleh anak-anak usia 7 sampai 13 tahun(anak SD, SMP). Tetapi tidak jarang anak yang duduk di bangku TK pun sudah bisamemainkannya dan orang dewasa pun ikut memainkan permainan egrang ini. Caramemainkan permainan ini sebenarnya beragam, yang saya lakukan hanyalah salahsatu dari banyak cara yang lainnya. Permainan egrang ini dipandang sebagaipermainan yang menyenangkan, menantang, dan tidak memakan biaya yang mahaluntuk membuat alat permainan tersebut.

Egrang adalah permainan yang membutuhkan keahlian khusus, terutama keseimbangan tubuh. Para pemainnya harus bisa berdiri dan berjalan pada injakan bambu sepanjang 30 cm serta kira-kira tinggi bambunya 210 cm. Nah bisa dibayangkan bukan, kalau permainan ini pastilah membutuhkan keseimbangan tubuh. Maka dari itulah, semua yang bisa egrang pada awalnya harus belajar terlebih dahulu menaikinya, tidak bisa langsung berdiri apalagi berjalan. Permainan engrang atau jajangkungan ini biasanya dijadikan lomba adu cepat siapa yang dapat sampai ke garis finish terlebih dahulu tanpa jatuh atau menginjakkan kaki ke tanah.

 Cara bermainnya yaitu dilakukan oleh 2 orang. Setelah 2 orangtersebut sudah menaiki Egrang dan saling berhadapan serta sudah ada aba-abamulai maka mereka akan saling menjatuhkan dengan memukulkan kaki-kaki bambulawan. Pemain yang bisa menjatuhkan lawan maka itulah yang di jadikan pemenang.

      Permainan Egrang ini juga membutuhkan kerjakeras,keuletan,dan sportifitas. Para pemain bekerja keras untuk mengalahkanlawan mereka. Membutuhkan keuletan dan ketekunan dalam proses pembuatan Egrangini agar dapat seimbang ketika digunakan. Sikap sportifitas yang dimiliki olehseorang pemain saat bermain yaitu tidak berbuat curang dan mau menerimakekalahan.





https://www.facebook.com/notes/aditria-sapta/artikel-tentang-permainan-tradisional-egrang-jajangkungan/470708033055172/

KAMPUANG NAN JAUH DI MATO - SUMATERA BARAT

Written by  



KAMPUANG NAN JAUH DI MATO - SUMATERA BARAT

Cipt. A. minos







Lirik Aslinya:


Kampuang nan jauh di mato
Gunuang Sansai Baku Liliang
Takana Jo Kawan, Kawan Nan Lamo
Sangkek Basu Liang Suliang

Panduduknya nan elok nan
Suko Bagotong Royong
Kok susah samo samo diraso
Den Takana Jo Kampuang

Takana Jo Kampuang
Induk Ayah Adik Sadonyo
Raso Mangimbau Ngimbau Den Pulang
Den Takana Jo Kampuang.

Arti dalam Bahasa Indonesia:

Kampung yang jauh di mata
Gunung bukit berkeliling
Saya rindu padamu sahabat-sahabat lama
Seruling bersahut-sahutan


Penduduknya yang elok
Yang suka bergotong royong
Kalau susah samasama dirasa
Saya terkenang pada kampung halaman


Terkenang, pada kampung halaman
Ibu, ayah, adik semua
Terasa memanggil-manggil saya pulang
Saya terkenang pada kampung halaman


Lagu ini berisi perasaan hati orang Minangkabau yang rindu dengan kampung halamannya. Seperti kita tahu, orang Minangkabau memiliki kebiasaan merantau ke daerah lain, dan sekarang kita dapat menemui orang Padang di mana-mana, terutama terkenal dengan masakan Padangnya yang terkenal, bahkan ke seluruh dunia.






sumber :
http://liriknusantara.blogspot.co.id/2012/09/kampuang-nan-jauh-di-mato.html

https://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/02/kumpulan-lengkap-lagu-lagu-daerah.html

http://prastowo-adi93.blogspot.co.id/2013/07/khazanah-nusantara-kampuang-nan-jauh-di.html

link video :
https://www.youtube.com/watch?v=CK5pZoSEJH8