Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 13 Februari 2017

HAL UNIK YANG BIASA DILAKUKAN OLEH ORANG INDONESIA (PART 2)

Written by  

HAL UNIK YANG BIASA DILAKUKAN OLEH ORANG INDONESIA (PART 2)




macet 

Image result for lalu lintas jakarta


Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Republik Indonesia ,  Jakarta juga menjadi pusat bisnis, politik, dan juga kebudayaan. Karena itu Jakarta menjadi kota yang sibuk dan terkenal akan kemacetannya, PemProv (Pemerintah Provinsi) DKI menanggulanginya dengan cara membuat peraturan "ganjil genap" pada jalan protokol. Plat nomor kendaraan yang ingin lewat di jalan protokol harus menyesuaikan dengan genap/ganjil nya tanggal. Sebelum adanya peraturan ganjil genap, ada juga peraturan "three in one" dimana di dalam satu mobil minimal harus berisi 3 orang, tapi tetap saja kemacetan jakarta belum teratasi. Semoga dengan ganjil genap ini bisa mengurangi kemacetan jakarta. 


boti (bonceng tiga)


Boti atau "bonceng tiga" ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar ya di Indonesia , dari yang dewasa sampai anak SD melakukan bonceng tiga, dan kebanyakan dari mereka ini adalah pelajar dan belum mempunyai sim (surat izin mengemudi),dan merea tidak menggunakan helm juga... . seakan mereka tidak takut jika ada polisi dan terkena tilang. 

Tulisan lucu di truk

tulisan lucu

Jika kalian mengendarai kendaraan dan berjumpa dengan truk, ketika kalian melihat bagian belakang truk pasti ada tulisan yang dapat membuat orang yang membacanya tertawa. Entah siapa yang memulai hal aneh tersebut. Tapi tampaknya hal tersebut ini tidak terlalu mengganggu orang lain. Malah sebaliknya dapat menjadi bahan hiburan bagi siapa saja yang melihat dan membacanya.




Minggu, 12 Februari 2017

festival tabuik Sumatera Barat

Written by  
festival tabuik Sumatera Barat



Festival Tabuik merupakan salah satu tradisi tahunan di dalam masyarakat Pariaman. Festival ini telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan diperkirakan telah ada sejak abad ke-19 masehi. Perhelatan tabuik merupakan bagian dari peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Sejarah mencatat, Hussein beserta keluarganya wafat dalam perang di padang Karbala.

Tabuik sendiri diambil dari bahasa arab 'tabut' yang bermakna peti kayu. Nama tersebut mengacu pada legenda tentang kemunculan makhluk berwujud kuda bersayap dan berkepala manusia yang disebut buraq. Legenda tersebut mengisahkan bahwa setelah wafatnya sang cucu Nabi, kotak kayu berisi potongan jenazah Hussein diterbangkan ke langit oleh buraq. Berdasarkan legenda inilah, setiap tahun masyarakat Pariaman membuat tiruan dari buraq yang sedang mengusung tabut di punggungnya.


Menurut kisah yang diterima masyarakat secara turun temurun, ritual ini diperkirakan muncul di Pariaman sekitar tahun 1826-1828 Masehi. Tabuik pada masa itu masih kental dengan pengaruh dari timur tengah yang dibawa oleh masyarakat keturunan India penganut Syiah. Pada tahun 1910, muncul kesepakatan antar nagari untuk menyesuaikan perayaan Tabuik dengan adat istiadat Minangkabau, sehingga berkembang menjadi seperti yang ada saat ini.

Tabuik terdiri dari dua macam, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Keduanya berasal dari dua wilayah berbeda di Kota Pariaman. Tabuik Pasa (pasar) merupakan wilayah yang berada di sisi selatan dari sungai yang membelah kota tersebut hingga ke tepian Pantai Gandoriah. Wilayah Pasa dianggap sebagai daerah asal muasal tradisi tabuik. Adapun tabuik subarang berasal dari daerah subarang (seberang), yaitu wilayah di sisi utara dari sungai atau daerah yang disebut sebagai Kampung Jawa.

Awalnya, tabuik memang hanya ada satu, yaitu tabuik pasa. Sekitar tahun 1915, atas permintaan segolongan masyarakat, dibuat sebuah tabuik yang lain. Atas kesepakatan para tetua nagari, tabuik ini harus dibuat di daerah seberang Sungai Pariaman. 

Karenanya, tabuik yang kedua ini diberi nama tabuik subarang. Salah satu riwayat sesepuh masyarakat mencatat kejadian tersebut diperkirakan terjadi tahun 1916, tetapi ada pula riwayat yang menyebutkan tahun 1930. Pembuatan tabuik subarang tersebut tetap mengikuti tata cara yang sebelumnya telah berlaku di wilayah Pasa.


Menjelang sore,dimulai penyatuan Tabuik Pasar dan Tabuik Subarang (tabuik naik pangkat), kedua tabuik itu diarak keliling Kota Pariaman.Masing-masing tabuik dibawa oleh delapan orang pria.Menjelang senja tatkala sunsetmemancarkan sinar merah tembaga, akhirnya kedua tabuik dipertemukan kembali di Pantai Gondoriah.
Pertemuan kedua tabuik di Pantai Gondariah ini merupakan acara puncak dari upacara tabuik, karena tidak lama setelah itu keduanya akan diadukan (sebagaimana layaknya perang di Karbala). Menjelang matahari terbenam kedua tabuik dibuang ke laut yaitu Pantai Gondoriah.
Prosesi pembuangan tabuik ke laut merupakan suatu bentuk kesepakatan masyarakat untuk membuang segenap sengketa dan perselisihan antar mereka.Selain itu, pembuangan tabuik juga melambangkan terbangnya buraq yang membawa jasad Husein ke Surga.





sumber https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/festival-tabuik-perhelatan-akbar-masyarakat-pariaman
http://ayokesumbar.com/festival-tabuik-kota-pariaman/





Benteng / Bentengan - Semarang, Jawa Tengah

Written by  
Permainan Benteng / Bentengan - Semarang, Jawa Tengah

"Benteng / Bentengan" adalah permainan berkelompok yang membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang handal. Permainan ini merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat baik digunakan untuk berolahraga. Hal ini disebabkan setiap pemain harus berlari untuk menjaga benteng dan menangkap lawan. Tujuan utama dari permainan benteng ini adalah menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan

Cara bermain Benteng :
  1. Permainan ini dimulai dengan dua kelompok yang masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang.
  2. Selanjutnya masing - masing kelompok memilih tiang atau pilar sebagai 'benteng'. Disekitar benteng tersebut terdapat area aman untuk kelompok yang memiliki tiang atau pilar tersebut. Bila di area aman, mereka tidak perlu takut terkena lawan.
  3. Para anggota kelompok akan berusaha menyentuh lawan dan membuatnya 'tertawan',
  4. Pemain harus sering kembali dan menyentuh bentengnya karena 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir menyentuh 'benteng',
  5. Orang yang paling dekat waktunyamenyentuh benteng berhak menjadi 'penawan'. Mereka bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikan tawanan,
  6. Pemenangnya adalah kelompok yang dapat menyentuh tiang atau pilar lawan dan meneriakan kata 'benteng'.
Strategi Benteng :
Seperti pada perang, benteng membutuhkan strategi untuk memenangkan permainan. Salah satu strategi permainan ini adalah membagi anggota kelompok menjadi 'penyerang', 'mata - mata', 'pengganggu', dan 'penjaga benteng'.
 
Related imagePenyerang bertugas mencari celah agar dapat menyentuh benteng lawan. mata - mata bertugas mencari lawan yang telah lama tidak menyentuh benteng. Pengganggu bertugas memancing lawan untuk keluar dari daerah aman. Penjaga 'benteng' harus menjaga benteng mereka dari pihak lawan yang ingin menyentuh benteng.Sesuai dengan nama permainannya yaitu benteng-bentengan, jadi harus ada yang namanya sebuah benteng. Dalam menentukan sebuah benteng kita bisa menggunakan lingkungan tempat bermain. Benteng-bentengan hanya memerlukan dua benteng saja, permainan tidak akan bisa dimainkan jika membuat benteng lebih dari dua. Benteng bisa ditentukan dengan sebuah tiang, tampul, pohon atau yang lainnya, asalkan berupa batangan yang berdiri kokoh. Ini bertujuan agar benteng tersebut bisa dipegang oleh semua anggota dari berbagai arah. Dan posisi dari setiap benteng harus saling berhadapan dengan jarak minimal 10 meter.
Dalam permainan bentengan ini, pohon atau tiang tidak saja berfungsi sebagai markas. Ia juga berguna untuk memperbarui kekuatan pemain agar dapat menangkap lawan yang berada di luar bentengnya lebih lama. Jika pemain dapat menangkap lawan tersebut sebelum menyentuh pohon atau tiang bentengnya, maka lawan yang tertangkap itu dianggap mati.Seperti yang dipaparkan diatas tentang cara memainkan permainan ini, permainan ini dapat melatih gerak badan pemain, bagaimana kita bergerak lincah agar kita tidak tersentuh oleh lawan, untuk melatih stamina, menumbuhkan kerjasama diantara teman, memupuk jiwa sportivitas yang tinggi untuk mengakui kekalahan, dan meningkatkan kesegaran jasmani.

sumber :



Batu Lemo - Tana Toraja

Written by  

Batu Lemo - Tana Toraja


Lemo merupakan kuburan yang dibentuk di dinding bukit dan awalnya khusus diperuntukan bagi bangsawan suku Toraja. Ada lebih dari 70 buah lubang batu kuno menempel di dindingnya dan padanya disimpan patung kayu (tao-tao | tau-tau) sebagai representasi dari mereka yang sudah meninggal. Tidak semua orang Toraja bisa dibuatkan tao-tao, hanya kalangan bangsawan saja yang berhak dibuatkan tao-tao dan itu pun setelah memenuhi persyaratan adat. 

Di lubang kuburan berukuran 3 x 5 meter itu nyatanya satu lubang berisikan satu keluarga. Di beberapa tempat nampak peti-peti mati ditumpuk atau diatur sedemikian rupa sesuai garis keturunan atau keluarganya. Bagian depan lubang berfungsi untuk memasukkan jenazah, beberapa ada yang ditutupi pintu kayu berukir atau hanya penutup dari bambu. 

Image result for Pekuburan Batu Lemo

Nama Lemo sendiri berarti jeruk, itu dimaksudkan pada gua batu terbesarnya yang berbentuk bundar menyerupai buah jeruk, lubang-lubang kuburannya seakan membentuk pori-pori buah jeruk. Menurut penuturan masyarakat setempat, kuburan tertua di tempat ini adalah seorang tetua adat bernama Songgi Patalo
Perhatikan patung kayu (tao-tao) yang dipahat dengan detail. Ada filosofi di baliknya yaitu tangan kanan menghadap ke atas sedangkan tangan kiri menghadap ke bawah. Hal itu memiliki arti meminta dan memberkati, posisi tangan tersebut mencerminkan posisi antara yang hidup dan yang mati. Manusia yang telah meninggal membutuhkan bantuan keturunannya yang masih hidup untuk mencapai surga (puya) melalui upacara adat, sedangkan yangg hidup mengharapkan berkah dari yang mati untuk tetap menyertai kehidupan anak cucu mereka.Untuk mencapai Lemo jaraknya sekira 11 km di selatan Rantepao dan 7 km di utara Makale. Dari pusat Kota Rantepao dapat ditempuh sekira 15 menit dengan akses jalan desa berupa aspal berbatu hingga berhenti diujung jalan. Tersedia lahan parkir cukup 5 mobil di depan toko penjual cenderamata.

Berikut panduan transportasi ke Tana Toraja:

• Untuk mencapai Tana Toraja dari luar Sulawesi anda harus terbang ke bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai "pintu masuk" untuk Indonesia Timur ada banyak maskapai yang terbang ke dan dari Makassar baik dari Jakarta, Bali, Manado dan kota-kota lainnya.

• Satu-satunya cara untuk mencapai Toraja dari bandara Makassar adalah melalui jalur darat. Untuk saat ini tidak ada penerbangan antara Makassar dan Toraja. 

• Ada bus ke Rantepao yang berangkat dari Makassar setiap harinya. Waktu tempuh perjalanan darat ke Toraja sekitar 8 jam sudah termasuk berhenti di resting area atau warung makan. Tiket bus dapat dibeli di terminal maupun di perwailan jasa angkutan darat, sebaiknya dianjurkan berangkat dari terminal bus DAYA, sekitar 20 menit keluar dari kota dengan angkot pete-pete atau ojek demikian juga dari bandara. Biasanya pemberangkatan bus di pagi hari (7:00), pada siang hari (01:00) dan di malam hari (pukul 7 malam). 

• Beberapa perusahaan jasa transportasi di Rantepao dan Makale mengoperasikan bus jurusan Makassar-Toraja. Jumlah armada bus setiap hari tergantung pada jumlah penumpang. 

• Bila ingin cara terbaik dan termudah silahkan menghubungi agen perjalanan yang berpengalaman untuk mengatur dan mengurus jadwal lengkap Anda untuk berkunjung ke dataran tinggi Toraja.

sumber :


Kicir-Kicir - Betawi (Jakarta)

Written by  
Kicir-Kicir - Betawi (Jakarta)

Siapa yang tak pernah mendengar lagu “Kicir-Kicir”? terlebih lagi bagi mereka yang telah lama tinggal di Jakarta. Pada setiap tahunnya lagu ini selalu didendangkan dalam acara ulang tahun Kota Jakarta oleh artis-artis Ibu Kota.
Hingga saat ini lagu Kicir-Kicir telah berkembang dalam versi atau aransemen yang lebih modern. Misalnya, lagu ini diaransemen dengan musik elektronik atau band, atau lagu ini diubah ulang melalui musik hip-hop atau rap. Padahal versi aslinya lagu Kicir-kicir diiringi oleh orkes tanjidor. Meski begitu, ciri khas orang Betawi tetap melekat pada lagu Kicir-Kicir ini.
Lagu Kicir-kicir sebenarnya muncul dari tradisi pantun nusantara, terutama pengaruh dari pantun melayu dan syair. Hal tersebut terlihat dari lirik lagu ini yang terikat oleh rima, jumlah suku kata, dan lirik persis seperti pantun dan syair.
Pada lirik pertama dan kedua di setiap bait lagu Kicir-Kicir berisi sampiran dan di dua lirik selanjutnya terdapat isi. Hal inilah yang menandakan bahwa lagu Kicir-Kicir merupakan pengembangan dari bentuk pantun dan syair.
Budaya Betawi memang erat kaitannya dengan budaya Melayu dan China. Oleh sebab itu, khalayak akan melihat jejak-jejak perpaduan budaya Melayu dan Cina pada beberapa atau sebagian besar produk budaya Betawi, salah satunya melalui lagu daerahnya.
Keterkaitan antara budaya betawi dan melayu terlihat dari bahasa yang digunakan masyarakat betawi. Pada dasarnya mereka menggunakan bahasa melayu, namun kemudian bahasa-bahasa lainnya diserap oleh orang-orang melayu. Misalnya, bahasa Sunda, Jawa, Belanda, Portugis, dan Cina.
Image result for lagu daerah kicir kicir
Lirik Lagu Daerah DKI Jakarta - Kicir-Kicir
Kicir kicir ini lagunya
Lagu lama ya tuan dari Jakarta
Saya menyanyi ya tuan memang sengaja
Untuk menghibur menghibur hati nan duka

Burung dara burung merpati
Terbang cepat ya tuan tiada tara
Bilalah kita ya tuan suka menyanyi
Badanlah sehat ya tuan hati gembira

Buah mangga enak rasanya
Si manalagi ya tuan paling ternama
Siapa saya ya tuan rajin bekerja
Pasti menjadi menjadi warga berguna

Lagu Kicir-kicir dari provinsi DKI Jakarta adalah lagu rakyat nasional di Indonesia, sampai saat ini belum diketahui nama penciptanya alias NN (No Name)



Pakaian Adat Sumatera Utara

Written by  

Pakaian Adat Sumatera Utara 

Provinsi Sumatera Utara yang beribukota di Medan didominasi oleh suku Batak, Nias serta etnis melayu sebagai penduduk asli wilayah Sumatera Utara. Berbagai etnis yang mendiami pulau sumatera ini memiliki kebudayaan yang unik seperti adat istiadat, tarian daerah, makanan khas, dan tidak terkecuali pakaian adat tradisional yang lebih dikenal dengan nama Ulos. Ulos merupakan kain tenun khas Batak berbentuk selendang yang berasal dari propinsi Sumatera Utara. Bagi masyarakat suku karo pakaian adat ulos dianggap sebagai jimat yang mempunyai daya magis tertentu. Secara harfiah ulos dapat diartikan sebagai selimut yang menghangatkan dan melindungi tubuh dari terpaan udara dingin.
Pakaian Adat Sumatera Utara
Mulanya nenek moyang suku Batak yang memiliki kebiasaan tinggal dan berladang di kawasan pegunungan mengandalkan sinar matahari dan api sebagai tameng untuk menghalau rasa dingin. Namun lambat laun mereka menyadari bahwa matahari tidak dapat diperintah untuk menuruti kehendak manusia. Ditambah lagi cuaca yang tidak bersahabat serta udara malam yang begitu dingin nenek moyang mereka berpikir keras mencari cara lain yang lebih praktis sebagai alternatif untuk menggantikan api yang dirasa terlalu beresiko saat malam hari. Maka lahirlah kain ulos sebagai budaya asli suku Batak yang dianggap paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan pepatah Batak yang berbunyi “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong” yang artinya jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya maka ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama. Dengan demikian kain ulos dijadikan simbol restu, kasih sayang dan persatuan. Ulos dapat dikenakan dalam berbagai bentuk mulai dari selendang, sebagai kain penutup kepala, bagian bawah, bagian atas, penutup punggung.
Pakaian Adat Sumatera UtaraDalam masyarakat Batak Simalungun, Ulos yang dikenal dengan nama hiou digunakan untuk penutup badan bagian bawah bagi wanita disebut ragipanei, sementara ulos yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari disebut jabit. Penutup kepala wanita disebut suri-suri, sedangkan penutup kepala lelaki disebut Gotong. Pada pakaian pengantin Simalungun ulos digunakan untuk melambangkan kekerabatan yang biasa disebut dengan dalihan natolu atau tolu sahundulan. Pakaian ini terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (sarung).
Ulos penutup kepala pada masyarakat Batak Toba dikenal dengan sebutan Sorotali.  Sortali merupakan ikat kepala yang fungsinya seperti mahkota dan umumnya terbuat dari bahan tembaga yang disepuh dengan emas, lalu dibungkus dengan kain merah. Sortali ini biasanya digunakan pada pesta-pesta besar oleh kaum laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi seperti halnya ulos penggunaan sortali memiliki aturan sendiri dan tidak boleh dikenakan secara sembarangan.
Masyarakat Batak Toba mengenal setidaknya 24 jenis Ulos, yakni:
1) Pinunsaan,
2) Ragi idup,
3) Ragi hotang,
4) Ragi pakko,
5) Ragi uluan,
6) Ragi angkola,
7) Sibolang pamontari,
8) Sitolu tuho nagok,
9) Sitolu tuho bolean,
10) Suri-suri na gok,
11) Sirara,
12) Bintang maratur punsa,
13) Ragi huting,
14) Suri-suri parompa,
15) Sitolu tuho najempek,
16) Bintang maratur,
17) Ranta-ranta,
18) Sadun toba,
19) Simarpusoran,
20) Mangiring,
21) Ulutorus salendang,
22) Sibolang resta salendang,
23) Ulos pinarsisi, dan
24) Ulos tutur pinggir.
Menurut orang Batak Karo, Ulos atau Uis lebih dari sekedar kain sandang, melainkan benda bertuah yang mampu memberikan perlindungan bagi pemakainya. Seiring perkembangan zaman, saat ini kain ulos sudah berakulturasi dengan berbagai jenis sandang modern, seperti kemeja dan jas.
sumber : 

GAMELAN JAWA

Written by  
GAMELAN JAWA

Bagi masyarakat Jawa khususnya, gamelan bukanlah sesuatu yang asing dalam kehidupan kesehariannya. Dengan kata lain, masyarakat tahu benar mana yang disebut gamelan atau seperangkat gamelan. Mereka telah mengenal istilah ‘gamelan’, ‘karawitan’, atau ‘gangsa’. 

Baik nama maupun bentuk. Di Jawa, gamelan disebut dengan istilah gong. Terutama, sejak abad ke-18. Gamelan jawa berasal dari bahasa Jawa, gamel, yang artinya adalah alat musik yang dipukul dan ditabuh. Terbuat dari kayu dan gangsa, sejenis logam yang dicampur tembaga atau timah dan rejasa. Alat musik pengiring instrumen gamelan terdiri dari kendang, bonang, panerus, gender, gambang, suling, siter, clempung, slenthem, demung, saron, kenong, kethuk, japan, kempyang, kempul, peking, dan gong. 



Awalnya, alat musik instrumen gamelan dibuat berdasarkan relief yang ada dalam Candi Borobudur pada abad ke-8. Dalam relief di candi tersebut, terdapat beberapa alat musik yang terdiri dari kendang, suling bambu, kecapi, dawai yang digesek dan dipetik, serta lonceng. 

Sejak itu, alat musik tersebut dijadikan sebagai alat musik dalam alunan musik gamelan jawa. Alat musik yang terdapat di relief Candi Borobudur tersebut digunakan untuk memainkan gamelan. Pada masa pengaruh budaya Hindu-Budha berkembang di Kerajaan Majapahit, gamelan diperkenalkan pada masyarakat Jawa di Kerajaan Majapahit.


Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang sangat kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu “sléndro”, “pélog”, ”Degung” (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan “madenda” (juga dikenal sebagai diatonis), sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
  1. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu : 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil.
  2. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar.
Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yang terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada. Alunan musik gamelan jawa di daerah Jawa sendiri disebut karawitan. Karawitan adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan alunan musik gamelan yang halus. Seni karawitan yang menggunakan instrumen gamelan terdapat pada seni tari dan seni suara khas Jawa, yaitu sebagai berikut.
  1. Seni suara terdiri dari sinden, bawa, gerong, sendon, dan celuk.
  2. Seni pedalangan terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang gedog, wayang klithik, wayang beber, wayang suluh, dan wayang wahyu.
  3. Seni tari terdiri dari tari srimpi, bedayan, golek, wireng, dan tari pethilan.



Konon, menurut kepercayaan orang Jawa, gamelan itu sendiri diciptakan oleh Sang Hyang Guru Era Saka, sebagai dewa yang dulu menguasai seluruh tanah Jawa. Sang dewa inilah yang menciptakan alat musik gong, yang digunakan untuk memanggil para dewa.
Alunan musik gamelan jawa di daerah Jawa sendiri disebut karawitan. Karawitan adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan alunan musik gamelan yang halus. Seni karawitan yang menggunakan instrumen gamelan terdapat pada seni tari dan seni suara khas Jawa

Berdasarkan data-data pada relief dan kitab-kitab kesusastraan diperoleh petunjuk bahwa paling tidak ada pengaruh India terhadap keberadaan beberapa jenis gamelan Jawa. Keberadaan musik di India sangat erat dengan aktivitas keagamaan. Musik merupakan salah satu unsur penting dalam upacara keagamaan (Koentjaraningrat, 1985:42-45). Di dalam beberapa kitab-kitab kesastraan India seperti kitab Natya Sastra seni musik dan seni tari berfungsi untuk aktivitas upacara. keagamaan (Vatsyayan, 1968). Secara keseluruhan kelompok musik di India disebut ‘vaditra’ yang dikelompokkan menjadi 5 kelas, yakni: tata (instrumen musik gesek), begat (instrumen musik petik), sushira (instrumen musik tiup), dhola (kendang), ghana (instrumen musik pukul).

sumber :